1.Sebagai Pelatih
(Caoches) guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk
mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing.
Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu
cara yang mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, dimana
pelatih hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam
permainan itu sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiat nya sesuai
dengan kemampuan dan kondisi yang ada.
2.Konselor guru harus bisa menciptakan
satu situasi interaksi belajar-mengajar, dimana siswa melakukan perilaku
pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang
kaku dengan guru, disamping itu guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap
siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal.
3.Sebagai partisipan, guru
tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari
interaksinya dengan siswa.
4.Sebagai Manajer Pembelajaran, guru memiliki
kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan
kegiatan belajar mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang
pembelajaran.
5.Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang
mampu menggerekkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama.
Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk mewujudkan
dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan lain di
luar mengajar.
6.Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif
menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas
profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang harus mengikuti
satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu
menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus di dukung
oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas
profesionalismenya.
7.Sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus
belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas
profesionalnya.Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah
memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses dalam
pembelajaran.
Dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam
proses pembelajaran yaitu:
1. Dari pelatihan kepenampilan 2.Dari ruang kelas ke
dimana dan kapan saja 3.Dari kertas ke on line saluran 4. Fasilitas fisik ke
fasilitas kerja 5.Dari waktu siklus ke waktu nyata
Komunikasi sebagai media
pendidikan dilakukan dengan menggunakan media komunikasi seperti telepon
komputer, internet e-mail. Interaksi antar guru dan siswatidak hanya dilakukan
melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan
media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan
langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam
lingkup yang luas dan berbagaisumber melalui cyber space atau ruang maya dengan
menggunakan komputer atau internet. Proses pengajaran yang dilakukan dengan
menggunakan internet, istilah lain yang makin populer saat ini adalah
e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi
komunikasi dan informasi khususnya internet.elearning merupakan satu penggunaan
teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas dan
berlandaskan tiga kriteria yaitu :1.E-learning merupakan jaringan dengan
kemampuan untuk memperbarui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar
atau informasi2.Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi internet yang standart3.Menfokuskan pada pandangan yang
paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.Saat
ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis
TIK seperti : CBT ( Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction),
WBT (Web-Based Training), Distance Learning, Distance Education.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon